Jihad yang sebenarnya Bukan Perang Lawan Musuh, Jihad Terbesar dalam Islam adalah Memerangi Hawa Nafsu

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Jihad yang sebenarnya Bukan Perang Lawan Musuh, Jihad Terbesar dalam Islam adalah Memerangi Hawa Nafsu

Selasa, 08 April 2025 | Selasa, April 08, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-08T11:16:33Z

Foto Istimewa

KAJIAN ISLAM - TangtaraNews |
Berjihad dalam Islam bukan hanya soal perang melawan musuh. Rasulullah SAW menyebutkan dalam haditsnya, ada jihad yang terbesar dalam Islam. Apa itu?


Menurut buku Senarai Penelitian: Islam Kontemporer Tinjauan Multikultural karya Evra Willya, dkk, jihad adalah suatu upaya yang sungguh-sungguh mencurahkan segala kemampuan yang dimiliki. Buya Hamka mendefinisikan jihad sebagai perjuangan sungguh-sungguh menegakkan agama dengan tenaga, harta benda, dan jiwa sekalipun.


Buku Muslim, Muda, Pembelajar karya Zein Mukhlis menyebutkan bentuk jihad berdasarkan surah Ali Imran ayat 142 ada empat, yaitu berperang menegakkan Islam dan melindungi muslimin, menderma harta benda untuk kebaikan umat Islam, menegakkan kebenaran dan memberantas kejahatan, dan memerangi hawa nafsu. Di antara keempat jenis jihad ini, jihad terbesar dalam Islam adalah berperang melawan hawa nafsu.


Jihad Terbesar dalam Islam

Ibnu Al-Qayyim mengatakan jihad melawan hawa nafsu adalah jihad yang paling utama. Hal ini dinukil dari buku Pendidikan Agama Islam oleh Asep Rudi Nurjaman.


Keterangan ini bersandar dari pernyataan Rasulullah SAW pada umatnya. Umat Islam bersama Nabi Muhammad SAW kala itu melakukan pertempuran melawan orang-orang kafir demi menegakkan agama Islam. Perang itu adalah Perang Badar.


Perang Badar merupakan perang yang sangat besar dan berat. Pasukan umat Islam waktu itu hanya sepertiga dari jumlah tentara kaum kafir.


Pasukan muslimin hanyalah 300 orang dengan peralatan seadanya. Di sisi lain lawan mereka, orang-orang kafir, membawa 1000 orang pasukan dengan senjata yang lebih memadai. Tentu saja hal ini membuat orang-orang Islam merasa tertekan dan merasakan beratnya berjihad.


Namun berkat pertolongan dari Allah SWT, perang Badar yang berat itu akhirnya berhasil dimenangkan oleh umat Islam. Kemenangan ini juga dilatarbelakangi keyakinan dan ghirah yang begitu membara dari para mujahidin di medan perang.


Sebagaimana termaktub di buku Kisah Hikmah 5 karya Dhurorudin Mashad, di akhir Perang Badar melawan kaum kafir, Rasulullah SAW berkata kepada para sahabat, "Kita baru saja pulang dari sebuah jihad kecil menuju jihad yang lebih besar."


Para sahabat pun bertanya kepada Rasulullah SAW, "Adakah peperangan yang lebih dahsyat dibanding Perang Badar, di mana pasukan Islam hanya 315 orang harus menghadapi musuh yang berjumlah tiga kali lipat, 1.000 orang?"


Rasulullah SAW menjawab, "Ya, jihad melawan hawa nafsu, jihaadin nafsi."


Jihad melawan hawa nafsu menjadi jihad yang terbesar disebabkan oleh dua hal, yaitu karena nafsu merupakan musuh dari dalam diri dan juga merupakan musuh yang dicintai, sebagaimana dinyatakan oleh Imam Al-Ghazali.


Ada empat tingkatan jihad melawan hawa nafsu. Pertama berjihad melawan hawa nafsu dengan menuntut ilmu tentang agama serta memahami ajaran-ajarannya serta mengamalkan apa yang telah dipelajari dengan penuh amanah. Selain itu, ada juga berjihad melawan hawa nafsu dengan mengajarkan apa yang telah dipelajari kepada orang lain dan kesabaran dalam menghadapi segala cobaan dari Allah SWT.


(TN-red) 

×
Berita Terbaru Update